Selasa, 27 Desember 2011
Penjelasan Masalah RIT, IGRP, OSPF,EIGRP,BGP
Routing Information Protocol (RIP)
Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya
untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain
berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang
digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan
open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan
konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol.
Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
• Routing protokol distance vector,
• Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
• Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
1. RIP Versi 1
• Dokumen RFC1058,
• RIP routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan
split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya,
• RIP diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk
menghitung rute dalam jaringan TCP/IP,
• Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a. Host
b. Network
c. Subnet
d. Rutedefault
2. RIP Versi 2
• Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
• Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
• Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
• Kemampuan baru :
a. Tag untuk rute eksternal,
b. Subnet mask,
c. Alamat hop berikutnya,
d. Autentikasi.
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur
jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector.
Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau
sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang
regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
• Identifikasi tujuan baru,
• Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua
jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
• Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
• Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
• Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric.
Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi
semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu
misalnya:
• Bandwidth
• Delay
• Load
• Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan
algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing
protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan,
meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan
banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Protokol Routing Distance Vector,
b. Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan
reliability,
c. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
OSPF (Open Shortest Path First)OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open
Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force )
yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ).
Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun
ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan
dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open
yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC
nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Protokol routing link-state.
b. Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
b. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
c. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi
jaringan.
d. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik
network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
e. OSPF lebih effisien daripada RIP.
f. Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
g. Menggunakan protokol broadcast.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
b. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
c. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
d. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur
terpendek.
Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya
untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain
berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang
digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan
open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan
konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol.
Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
• Routing protokol distance vector,
• Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
• Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
1. RIP Versi 1
• Dokumen RFC1058,
• RIP routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan
split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya,
• RIP diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk
menghitung rute dalam jaringan TCP/IP,
• Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a. Host
b. Network
c. Subnet
d. Rutedefault
2. RIP Versi 2
• Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
• Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
• Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
• Kemampuan baru :
a. Tag untuk rute eksternal,
b. Subnet mask,
c. Alamat hop berikutnya,
d. Autentikasi.
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur
jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector.
Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau
sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang
regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
• Identifikasi tujuan baru,
• Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua
jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
• Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
• Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
• Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric.
Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi
semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu
misalnya:
• Bandwidth
• Delay
• Load
• Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan
algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing
protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan,
meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan
banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Protokol Routing Distance Vector,
b. Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan
reliability,
c. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
OSPF (Open Shortest Path First)OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open
Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force )
yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ).
Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun
ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan
dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open
yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC
nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Protokol routing link-state.
b. Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
b. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
c. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi
jaringan.
d. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik
network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
e. OSPF lebih effisien daripada RIP.
f. Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
g. Menggunakan protokol broadcast.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
b. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
c. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
d. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur
terpendek.
Penjelasan Tentang Distance Vector dan Link-State
DISTANCE VEKTOR
Distance
Distance adalah biaya untuk mencapai tujuan, biasanya didasarkan pada jumlah jalur host yang dilewati, atau total semua administrasi metrik yang ditugaskan pada link di jalur.
Vector
Dari sudut pandang routing protokol, vector adalah interface lalu lintas yang akan diteruskan keluar untuk mencapai sebuah tujuan yang diberikan jaringan sepanjang rute atau jalur yang dipilih oleh protokol routing sebagai jalur terbaik ke tujuan jaringan .
Distance vector protokol menggunakan perhitungan jarak ditambah dengan jaringan intreface keluar (vector) untuk memilih jalur terbaik ke tujuan jaringan . Jaringan protokol (IPX, SPX, IP, Appletalk, DECnet dan lain-lain) akan meneruskan data menggunakan jalur terbaik yang dipilih.
Keuntungan dari Protokol Distance Vector
Protocol link state melacak status dan jenis koneksi masing-masing link dan menghasilkan metriks yang dihitung berdasarkan itu dan faktor-faktor lain, termasuk beberapa yang diset oleh administrator jaringan. Protokol link state mengetahui apakah link atas atau bawah dan berapa cepatnya dan menghitung biaya ‘untuk sampai ke sana’. Sejak router menjalankan routing protokol untuk mengetahui bagaimana untuk mencapai tujuan, Anda bisa memikirkan link state sebagai status interface pada router. Protokol link state akan mengambil jalur yang mempunya lebih banyak hop, tapi yang menggunakan media yang lebih cepat daripada jalur lambat yang menggunakan media dengan lebih sedikit hop.
Karena kesadaran mereka dari jenis media dan faktor lainnya, protocol link state memerlukan pengolahan daya lebih (logika sirkuit yang lebih dalam kasus ASICs) dan memori. Distance vector algoritma yang sederhana membutuhkan perangkat keras sederhana.
Perbedaan Link State dan Distance Vector
Lihat Gambar. 1-1 di bawah ini. Jika semua router yang menjalankan protokol link state, jalur atau ‘rute’ yang dipilih akan dari A B langsung melalui link serial ISDN, meskipun link tersebut sekitar 10 kali lebih lambat dari rute langsung dari A C D B.
Protokol Link State akan memilih jalur A B C D karena menggunakan media yang lebih cepat (100 Mb ethernet). Dalam contoh ini, akan lebih baik untuk menjalankan suatu routing protokol Link State, tetapi jika semua link di jaringan kecepatannya sama, maka protokol Distance Vector lebih baik.
Distance
Distance adalah biaya untuk mencapai tujuan, biasanya didasarkan pada jumlah jalur host yang dilewati, atau total semua administrasi metrik yang ditugaskan pada link di jalur.
Vector
Dari sudut pandang routing protokol, vector adalah interface lalu lintas yang akan diteruskan keluar untuk mencapai sebuah tujuan yang diberikan jaringan sepanjang rute atau jalur yang dipilih oleh protokol routing sebagai jalur terbaik ke tujuan jaringan .
Distance vector protokol menggunakan perhitungan jarak ditambah dengan jaringan intreface keluar (vector) untuk memilih jalur terbaik ke tujuan jaringan . Jaringan protokol (IPX, SPX, IP, Appletalk, DECnet dan lain-lain) akan meneruskan data menggunakan jalur terbaik yang dipilih.
Keuntungan dari Protokol Distance Vector
- Protokol seperti RIP telah ada sejak lama dan paling banyak digunakan, namun tidak semua perangkat yang melakukan routing akan mengerti RIP.
Protocol link state melacak status dan jenis koneksi masing-masing link dan menghasilkan metriks yang dihitung berdasarkan itu dan faktor-faktor lain, termasuk beberapa yang diset oleh administrator jaringan. Protokol link state mengetahui apakah link atas atau bawah dan berapa cepatnya dan menghitung biaya ‘untuk sampai ke sana’. Sejak router menjalankan routing protokol untuk mengetahui bagaimana untuk mencapai tujuan, Anda bisa memikirkan link state sebagai status interface pada router. Protokol link state akan mengambil jalur yang mempunya lebih banyak hop, tapi yang menggunakan media yang lebih cepat daripada jalur lambat yang menggunakan media dengan lebih sedikit hop.
Karena kesadaran mereka dari jenis media dan faktor lainnya, protocol link state memerlukan pengolahan daya lebih (logika sirkuit yang lebih dalam kasus ASICs) dan memori. Distance vector algoritma yang sederhana membutuhkan perangkat keras sederhana.
Perbedaan Link State dan Distance Vector
Lihat Gambar. 1-1 di bawah ini. Jika semua router yang menjalankan protokol link state, jalur atau ‘rute’ yang dipilih akan dari A B langsung melalui link serial ISDN, meskipun link tersebut sekitar 10 kali lebih lambat dari rute langsung dari A C D B.
Protokol Link State akan memilih jalur A B C D karena menggunakan media yang lebih cepat (100 Mb ethernet). Dalam contoh ini, akan lebih baik untuk menjalankan suatu routing protokol Link State, tetapi jika semua link di jaringan kecepatannya sama, maka protokol Distance Vector lebih baik.
PERBEDAAN ROUTING STATIK DAN ROUTING DINAMIK
Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
kekurangan dan kelebihan static routing:
- dengan menggunakan next hop
( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router.itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu ip address router tujuan
( – ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.
- dengan menggunakan exit interface
( + ) proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table
( – ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror.
routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.
recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.
Dynamic Routing
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
kekurangan dan kelebihan static routing:
- dengan menggunakan next hop
( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router.itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu ip address router tujuan
( – ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.
- dengan menggunakan exit interface
( + ) proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table
( – ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror.
routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.
recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.
Dynamic Routing
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.
Langganan:
Postingan (Atom)